Ahli Gizi Menimbang: Apakah McDonald’s Baik untuk Anak-Anak?

5

Pertanyaan apakah mengizinkan anak-anak makan di McDonald’s ternyata sangat rumit, dan jawabannya, menurut sembilan ahli gizi, bukanlah ya atau tidak. Walaupun sebagian orang tua sama sekali menghindari makanan cepat saji, banyak profesional yang berpendapat bahwa pembatasan ketat dapat menjadi bumerang, dan justru membina hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Konsensusnya mengarah pada keseimbangan, fleksibilitas, dan mengajar anak-anak untuk menentukan pilihan makanan tanpa rasa malu atau penilaian moral.

Masalah Makanan “Buruk”.

Benang merah di antara para ahli ini adalah penolakan terhadap pelabelan makanan sebagai “baik” atau “buruk”. Ahli diet Julia Cassidy menjelaskan pendekatan ini dapat membuat anak-anak menjadi tertutup, merasa bersalah, atau pola makannya tidak teratur. Sebaliknya, dia dan orang lain menganjurkan untuk memperlakukan McDonald’s seperti makanan lainnya, dan mengakui bahwa makanan tersebut dapat memberikan tujuan praktis seperti kenyamanan atau tradisi keluarga.

Membentuk Sikap Sehat, Bukan Aturan

Spesialis nutrisi kebugaran Rachel Trotta menekankan pentingnya membentuk sikap sehat daripada menerapkan aturan ketat. Dia percaya sesekali menikmati makanan cepat saji, tanpa komentar negatif, akan menjaganya tetap dalam perspektif. Demikian pula, ahli diet terdaftar Sarah Schlichter menyoroti nilai fleksibilitas, dan menyatakan bahwa McDonald’s dapat menjadi pilihan yang cepat dan terjangkau bila diperlukan.

Acara Khusus vs. Kehidupan Sehari-hari

Beberapa ahli gizi menyarankan untuk memesan makanan cepat saji untuk acara-acara khusus, seperti yang direkomendasikan oleh Megan Wroe. Yang lain, seperti Aliza Marogy, mengakui peran pengalaman makan sosial, menyadari bahwa membatasi akses dapat menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. Marogy juga menunjukkan bahwa tidak setiap keluarga memiliki hak istimewa yang sama, dan terkadang makanan cepat saji adalah pilihan yang paling mudah diakses dan terjangkau.

Nutrisi Lembut dan Keseimbangan

Konsep “nutrisi lembut” muncul sebagai prinsip utama. Heidi McIndoo menganjurkan untuk menyeimbangkan makanan McDonald’s dengan pilihan yang lebih sehat, seperti susu daripada soda atau irisan apel sebagai pendampingnya. Pendekatan ini, yang dianut oleh Nikki Fata, sejalan dengan gagasan bahwa semua makanan dapat dimasukkan ke dalam pola makan sehat – termasuk karbohidrat dan gula – bila dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Dampak Psikologis

McIndoo menyampaikan poin penting: melarang seluruh makanan dapat membuat makanan tersebut lebih menarik. Hal ini memperkuat gagasan bahwa pembatasan total mungkin kontraproduktif. Sebaliknya, ahli gizi seperti Fata mendorong pendekatan inklusif, mengakui bahwa makanan boleh menjadi hal yang menyenangkan.

Pilihan Individu dan Faktor Masyarakat

Pada akhirnya, para ahli sepakat bahwa pilihan makanan bersifat pribadi. Nikki Fata menekankan bahwa individulah yang paling mengetahui kebutuhannya, dan mempermalukan orang lain atas keputusannya adalah tindakan yang tidak produktif. Kristi Ruth bahkan mengizinkan anak-anaknya pergi ke McDonald’s secara mandiri, menyadari bahwa preferensinya sendiri tidak menentukan pilihan mereka.

** Kesimpulannya jelas: McDonald’s tidak harus menjadi musuh. Jika didekati dengan keseimbangan, fleksibilitas, dan fokus pada membina hubungan yang sehat dengan makanan, hal ini dapat dimasukkan ke dalam pola makan anak tanpa menimbulkan bahaya.** Pembicaraan beralih dari larangan ke pendidikan, memberdayakan anak-anak untuk membuat pilihan berdasarkan informasi sambil sesekali menikmati suguhan.